Selasa, 01 Februari 2011

Menanti Keluarnya Data Inflasi

Senin kemaren IHSG anjlok 78,443 poin (-2,25%) ke level 3.409,167, total transaksi Rp 5,266 triliun, foreign membukukan nett sell Rp 199,868 miliar. Rupiah ditutup melemah 20 poin ke Rp 9.055/US $. IHSG dan Bursa Global terkena aksi jual akibat sentimen negatif dari kerusuhan di Mesir.
 
Semalam Bursa Wall Street ditutup positif dengan Dow Jones naik 68,23 poin (+0,58%) ke 11.891,93. S&P 500 naik 9,78 poin (+0,77%) ke 1.286,12. Nasdaq naik 13,19 poin (+0,49%) ke 2.700,08. Perbaikan kinerja mengalahkan sentimen Mesir. Sentimen positif datang dari data ekspansi bisnis yang mengalami pertumbuhan tercepat sejak 1988 dan kinerja Exxon Mobil Corp yang berhasil melampaui estimasi analis. Harga minyak naik lebih dari 3% ke level US $92,19/barel kemaren, bahkan sempat  menembus level US$ 100/ barel untuk pertama kalinya sejak 2008, karena kekuatiran kisruh di Mesir dapat menganggu produksi minyak sehingga membuat saham2 energi menguat.

Sementara itu, efek domino dari kerusuhan Mesir menjalar ke Bursa Global. Hampir semua Bursa global kemaren mengalami penurunan. Namun jika melihat penurunan yang dalam pada IHSG kemaren dibandingkan Bursa Regional, tampaknya bukan disebabkan kerusuhan Mesir semata, melainkan disebabkan investor mengantisipasi keluarnya data inflasi yang diperkirakan lebih buruk dari perkiraan. Selain itu tampak beberapa sekuritas yang harus menjual portfolionya guna menyiapkan dana bagi pembayaran IPO Garuda karena nasabahnya "overflowed" (permintaan yang berlebih) saat pemesanan bookbuiding. Tampak salah satu sekuritas pemerintah (DX) yang menjadi penjamin emisi IPO Garuda, melepas banyak saham2 ASII, BBRI, BBNI dan KRAS, sehingga menjadi sekuritas yang mencatatkan nettsell paling banyak. Selain itu sekuritas lainnya (CC) terlihat banyak melepas saham BJBR. Sehingga dengan penurunan kemaren menyebabkan IHSG anjlok hampir sebesar 8% sepanjang bulan Januari 2011, terburuk sejak Oktober 2008.
 
Kemaren banyak saham yang dibuka dengan gap down. Untuk hari ini, cermati data inflasi yang biasanya akan keluar menjelang akhir sesi pertama. Jika inflasi dibawah 0,5% maka kemungkinan indeks akan rebound, maka pilih saham2 BC seperti ASII, BBRI, BMRI, ada kemungkian gapnya akan tertutup. Namun jika inflasi keluar mendekati 1% atau bahkan lebih, maka indeks akan semakin tertekan. 
Cermati juga saham2 berbasis komoditi seiring dengan naiknya harga2 komoditi energi, CPO dan tambang2 logam. 
 
IHSG:
Berada pada zona bahaya dan dalam trend medium bearish
Close dibawah MA5, Stochastic death cross dan MACD slip death cross
Volume penurunan dalam 2 hari ini kecil dibawah VMA 20 harinya
Support 3400...3360...3309
Resist 3430... 3458...3493
 
 
BBRI:
Dibuka gap down, dengan gap di 4950-5050
Jika data inflasi yang keluar bagus, maka berpeluang menutup gap.
Bergerak sideway dalam box trading 4525-5400
Stochastic death cross dalam arah menurun, MACD berbalik arah melemah dan berpeluang death cross
Spekulasi BOW di level 4550-4725, level cutloss dibawah 4550
Support 4725...4525
Resist 4975...5050...5200
 

TINS:
Harga komoditi timah naik menembus $ 30.000, dan Asing masih melakukan nettbuy sebesar 33 milliar.
Berpeluang menutup gap nya di 2700-2725
Stochastic uptrending menuju overbought area, MACD melemah dalam posisi golden cross
Spekulasi BOW pada support2nya.
Support 2700...2625
Resist 2800...2900
 
 
Cermati juga saham rekomendasi kemaren BMRI dan SMGR. Perhatikan indikator2 nya dan support2 nya. Untuk BMRI lakukan spekulasi buy di level 5700-5850, sedangkan SMGR akan sangat bagus jika bisa dapat dibawah harga 7500 dengan level cutloss dibawah 7250.
 
Have an Amazing Trade and Good Luck...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar