Minggu, 30 Januari 2011

Kerusuhan di Mesir Membayangi Bursa Global

Jum'at lalu, IHSG ditutup melemah 27,014 poin (-0,77%) ke level 3.487,610, total transaksi Rp 6,8 triliun (ada crossingan saham SOBI di market Nego sebesar 2,7 triliun), dan foreign membukukan nettsell sebesar 258 millar.
 
Penutupan perdagangan akhir pekan Dow Jones turun 166,13 poin (-1,4%) ke 11.823,70, S&P 500 merosot 23,20 poin (-1,8%) menjadi 1.276,34, dan Nasdaq anjlok 68.39 poin (-2.48%) ke 2,686.89.
Bursa Dow Jones ditutup melemah tajam, setelah secara weekly mengalami kenaikan 8 minggu berturut-turut dan menguji support uptrend channel.
Sementara itu, harga minyak dunia melonjak 4,3% pada penutupan perdagangan akhir pekan menjadi US $ 89,34/barrel, disebabkan kerusuhan di Mesir, dan didorong oleh berita bahwa ekonomi AS tumbuh pada laju tercepatnya dalam 5 tahun pada 2010. PDB AS meningkat sebesar 3,2% pada kuartal IV tahun 2010, meningkatkan harapan permintaan minyak meningkat.
 
Penurunan Dow Jones diperkirakan akan membuat Bursa Asia dan IHSG dibuka merah senin besok. Sentimen negatif datang dari Kerusuhan di Mesir akan menjadi fokus investor pada pekan depan. Investor akan melihat sejauh mana dampak kerusuhan di Mesir, kekhawatiran demonstrasi yang mirip pro-demokrasi seperti yang terjadi di Tunisia, Yaman dan Yordania, dikhawatirkan menyebar di tempat lain kawasan tersebut, dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah yang merupakan produsen minyak terbesar dunia. Diperkirakan Bursa Global (US dan Eropa) yang telah mengalami rally kenaikan selama berminggu2, akan menjadikan krisis di Mesir itu sebagai alasan untuk melakukan profit taking dan diperkirakan akan ada koreksi dalam jangka pendek. 
 
Lalu bagaimana dengan IHSG pekan depan?
Investor tampaknya akan memantau data inflasi yang akan keluar pada hari selasa, dan kebijakan BI Rate pada RDG BI minggu ini. Jika inflasi keluar mendekati 1% atau lebih berarti inflasi tahunan akan diatas 7%, hal ini akan menjadi tekanan pada BI untuk segera menaikan BI Rate. Tetapi jika inflasi keluar dibawah 0,5% (kecil sekali kemungkinan ini terjadi, karena akhir pekan lalu BPS menyatakan inflasi Januari 2011 mendekati 1%, dengan harga beras, cabai dan gula sebagai pemicu utama), maka diperkirakan indeks akan rebound kembali.
Jika melihat situasi saat ini baik dari internal maupun ekternal, sentimen negatif tampaknya lebih dominan mempengaruhi indeks pekan depan. Maka sebagai investor kita harus tahu apa yang harus diperbuat. Jika kita melihat resiko yang lebih besar dari pada reward, kita tidak perlu memaksakan diri untuk masuk ke pasar. Menjadi penonton akan lebih bijaksana sambil menunggu datangnya arah kepastian.
 
IHSG:
IHSG harus mewaspadai penurunan Bursa Global.
Tutup diatas MA 5, Indikator stochastic naik dalam posisi golden cross, MACD hampir golden cross
Waspadai penurunan indeks dibawah 3450-3455, jika disertai dengan volume besar dan asing melakukan nettsell kembali dalam jumlah besar serta nilai tukar Rupiah tertekan terhadap US $, maka ada baiknya untuk keluar dulu dari market.
Support 3400...3428...3455
Resisten 3500...3530...3550
 
BMRI:
Cum Date Right Issue tanggal 7 Februari 2011, dan perdagangan Right dari tanggal 14 s/d 21 Februari 2011, kemungkinan harga sahamnya dijaga agar RI nya sukses. Selain itu BMRI akan mendapatkan sejumlah dana sebesar 1,4 triliun dari IPO Garuda Indonesia, hal ini menjadi sentimen positif bagi BMRI karena akan memperkuat permodalan keuangannya. 
Stochastic uptrending dalam posisi golden cross
MACD golden cross dalam arah uptrending
BOW di level 5700-5900
Support 5900...5700...5350
Resisten 6150...6300...6550
 
 
SMGR:
Sepanjang 2010, SMGR memprediksi pendapatan mencapai Rp 14,3 triliun naik 10% dan laba prognosa sebesar Rp 3,63 triliun. Menguasai 43% pangsa pasar semen di Indonesia, dan memproyeksikan laba bersih Rp 4,17 triliun di 2011. Berencana mengakuisisi perusahaan semen di Malaysia, serta sedang membangun 2 pabrik baru akan membuat kinerja kedepan sangat bagus. Dengan kinerja yang solid dan prospek kedepan yang bagus maka penurunan harga akan membuat valuasinya menarik.
Secara TA masih melemah, Stochastic death cross, MACD downtrending dalam posisi death cross.
Kemaren Asing mencatatkan nettsell cukup banyak hampir 87 milliar.
Penurunan kemaren menciptakan gap di 7900-7950
Sangat baik jika bisa dapat dibawah harga 7500, maka gunakan strategy BOW di level 7250-7500
Support 7700...7500...7250
Resisten 7950...8150...8400
 
 
Have an Amazing Trade and Good Luck...

Jumat, 28 Januari 2011

IHSG akan Konsolidasi Kembali

Kamis kemaren IHSG naik tipis 12,907 poin (+0,36%) ke 3.514,624, total transaksi Rp 6,04 triliun, dimana foreign nett buy Rp 723,360 miliar. Rupiah ditutup menguat 10 poin di Rp 9.030/US $.
Semalam Dow Jones naik kurang dari 0,1% menjadi 11.989,83, S&P 500 naik 0,2% menjadi 1.299,54 dan Nasdaq naik 15.78 poin (+0.58%) menjadi  2,755.28. Dengan demikian, sudah lima hari terakhir, indeks S&P 500 melesat naik 1,5%. Tingkat kepercayaan mulai membaik, penjualan rumah juga meningkat, namun angka pengajuan klaim pengangguran yang lebih tinggi ketimbang prediksi.

Pada perdagangan kemaren, indeks menguat sepanjang Sesi I, dan awal sesi 2, namun 1 jam menjelang penutupan IHSG terkena aksi ambil untung, karena penguatan yang lebih dari 5% selama 3 hari. Profit taking melanda saham2 unggulan yang memang sudah menguat tajam sejak indeks rebound 3 hari lalu.
Berita negatif yang dipakai alasan oleh investor untk melakukan profit taking adalah diturunkannya Peringkat kredit Jepang oleh S&P dan Fitch Rating, menjadi AA- karena kekhawtiran PM Jepang tidak akan mampu untuk mengatasi utang Jepang, serta rumor yang mengatakan banyak sekuritas yg "terganjal" IPO Garuda karena nasabah "overflowed" saat pemesanan bookbuiding, sehingga harus menjual portfolio nya untuk menyiapkan dana bagi pembayarannya.
Hari ini jum'at, biasanya trader mengurangi posisi dan melakukan profit taking, ditambah dengan penguatan kemaren yang sudah mulai terbatas, maka disarankan untuk lebih berhati2. Namun kemaren asing melakukan nettbuy yang semakin besar, terutama pada saham ASII (218 mlliar) dan BBRI (123 milliar). Bulan ini tinggal 2 hari perdagangan, dan setelah itu awal bulan akan keluar data inflasi yang ditunggu2 oleh investor, sehingga besar kemungkinaannya IHSG masih akan konsolidasi dulu di level 3455-3570 dalam 3 hari kedepan.
Semalam dalam penutupan perdagangan, harga minyak dunia turun ke level US $85/barrel, namun harga komoditi logam seperti nickel dan timah malah mengalami kenaikan, sehingga cermati juga saham2 seperti ANTM, INCO dan TINS.  
IHSG:
Diperkirakan akan konsolidasi dulu setelah kenaikan selama 3 hari.
Stochastic golden cross dalam arah uptrending, MACD berpeluang golden cross dan Volume naik diatas VMA 20 days.
Jika IHSG turun dibawah 3454 dengan volume yang besar, maka ada baiknya lakukan penjualan lebih dulu, namun jika melihat asing yang mulai nettbuy dan bursa global yang cenderung bergerak sideway maka besar kemungkianan IHSG akan konsolidasi dulu.

INDY:
Tutup diatas MA 5, namun kenaikan tertahan oleh MA 50
Stochastic golden cross di oversold area, MACD death cross dalam posisi downtrend, Volume meningkat diatas VMA 20 days.
BOW on support2 nya
Support 4250... 4125
Resist 4450... 4600
TINS:
Dibuka dengan gap di 2700-2725
Kenaikan tertahan oleh reisiten downtrend cahannel
Stochastic golden cross arah uptrending, MACD golden cross dengan histogram bar diatas centre line, volume meningkat signifikan 3 kali VMA 20 days.
Kemaren Asing mencatat nettbuy banyak sebesar 66 M
Support 2700, resisten 2875
Break 2900 berpeluang untuk bermain dilevel 3000 an kembali.  
Have an Amazing Trade and Good Luck...

Kamis, 27 Januari 2011

Sinyal Rebound Mulai Nampak pada IHSG

Rabu kemaren IHSG melonjak 67,811 poin (+1,97%) ke level 3.501,717, total transaksi Rp 5,5 triliun, dimana foreign nett buy Rp 537,135 miliar. Rupiah menguat tipis di posisi Rp 9.040/$. Penguatan IHSG dibantu oleh penguatan saham2 perbankan, sedangkan yang menjadi satu-satunya penghambat laju kenaikan indeks adalah sektor perkebunan.
 
Semalam Bursa Wall Street ditutup naik tipis, dengan Dow Jones naik 8,25 poin (+0,07%) ke 11.985,44, S&P 500 naik 5,45 poin (+0,42%) ke 1.296,63, dan Nasdaq naik 20,25 poin (+0,74%) ke level 2.739,50. Kenaikan dipicu karena The Fed berjanji melanjutkan rencana pembelian obligasi sebesar US$ 600 miliar yang dapat memperkuat dolar AS, serta harapan ekuitas untuk terus mendapat likuiditas. Dalam pidato tahunan di depan konges, Presiden Obama mengusulkan pembekuan pengeluaran domestik selama 5 tahun ke depan, langkah ini sangat positif dan diharapkan oleh pasar serta dapat mengurangi defisit nasional AS.
 
IHSG akhirnya kembali ke level 3500, setelah pada sesi pertama indeks bolak balik ke zona merah dan hijau. Penguatan IHSG dimotori oleh ASII yang bergerak kembali ke level 50.000, dan diikuti oleh saham2 perbankan. Asing kembali masuk dan melakukan nettbuy yang lebih besar dari hari sebelumnya. Kenaikan indeks yang besar dalam 2 hari terakhir sudah cukup tinggi, sehingga dapat memicu profit taking. Namun jika market masih mendukung tidak ada salahnya membuat profit saham anda terus berlari.
 
Saham2 yang masuk rekomendasi kami 2 hari lalu, seperti BBRI, BBTN dan INTP telah memberikan profit sebesar 8% (Selamat kepada pembaca blog ini yang telah membeli saham2 tersebut). INTP sudah masuk ke target kami di 14.600-15.000. Untuk BBRI jika tidak dapat menembus 5400, maka ada baiknya untuk profit taking dulu. Sedangkan BBTN masih akan mencoba mencapai target kami di 1510-1560 (lihat postingan Selasa 25 Januari 2010).
Untuk saham rekomedasi kemaren, AKRA tampaknya masih akan melanjutkan penguatannya. Sedangkan untuk DOID disarankan untuk lakukan profit taking di level 1400-1450, sebab jika turun kembali akan membentuk pola Head & Shoulder.
 
Untuk rekomendasi hari ini, cermati saham2 berikut ini:
ASII:
Asing masih melakukan nettbuy sebesar 107 Milliar
Kembali bermain di level 50.000 setelah break area konsolidasinya
Close diatas MA 20, Stochastic uptrend golden cross dan MACD golden cross dengan histogram bar diatas centre line.
Lakukan BOW di 50.000, dengan target ke 53.000
Support 50.100... 49.500
Resist 51.250...52.950
 
 
BMRI:
BMRI sedang dalam "Proses Akumulasi" dimana harga turun tertahan dibawah, namun volume naik signifikan.
Break resisten short term downtrend channelnya dengan volume yang besar
Stochastic golden cross meninggalkan oversold area, MACD mulai golden cross
Strong buy dengan target ke 6900-7000an dan level cutloss jika close dibawah 5500
Support 5700... 5500
Resisten 6150...6350...6600
 
 
BJBR:
Terlihat BJBR sedang dalam "Proses Akumulasi", dimana harga saham turun tertahan didasar namun volume naik signifikan.
Break resisten short term downtrend channel, dengan volume yang besar.
Stochastic golden cross di oversold area, MACD mulai golden cross.
Strong buy disekitar 1180-1220, dengan target short term ke 1400-1500
Level cutloss jika close dibawah 1120.
Support 1200...1170...1130
Resisten 1240...1300...1410
 
 
ICBP:
Rencana ICBP menaikkan harga mi instan sebesar Rp 100/bungkus menjadi sentimen positif.
Break resist short term downtrend line.
Berhasil tutup diatas MA 20, Stochastic uptrend golden cross dan MACD baru golden cross dengan histogram bar diatas centre line.
Jika mampu break 4850 berpeluang bermain di level 5000 kembali.
Support 4650...4525... 4350
Resist 4850... 4975  
 
 
Have an Amazing Trade and Good Luck...

Rabu, 26 Januari 2011

IHSG Rebound ataukah cuma sekedar Pull Back ??

Selasa kemaren IHSG melompat 87,845 poin (+2,62%) ke level 3.433,906, total transaksi Rp 5,604 triliun, dimana foreign nettbuy Rp 331,83 miliar. Rupiah menguat di posisi Rp 9.045/$ US. Indeks mulai menguat setelah 3 hari mengalami koreksi dalam. Penguatan bursa regional yang merespon kenaikan bursa global (dari kenaikan Dow Jones), memicu sentimen positif IHSG.
 
Semalam Bursa Wall Street berakhir flat, dengan Dow Jones ditutup melemah 3,33 poin (-0,03%) ke level 11.977,19, S&P 500 naik tipis 0,34 poin (+0,03%) ke level 1.291,18 dan Nasdaq menguat 1,70 poin (+0,06%) ke level 2.719,25. Saham-saham baru bergerak menguat di akhir sesi, setelah melemah di awal perdagangan karena laporan keuangan yang mengecewakan dari 3M dan Johnson & Johnson. Namun optimisme terhadap keseluruhan laporan keuangan akhirnya mampu menutup kekecewaan itu.

Setelah mendapat tekanan hampir selama 2 minggu ini, IHSG kembali mengalami rebound. Dana asing  mulai mengalir masuk kembali ke bursa kita dengan nettbuy sebesar 331 Miliar. Namun perlu waspada karena kenaikan kemaren belum berarti IHSG sudah aman, bisa saja cuma pantulan pull back karena sudah tertekan sangat dalam. Seperti tanggal 12 Januari lalu, dimana IHSG mengalami pull back setelah tertekan dalam dan minggu lalu jatuh lebih dalam lagi. Kenaikan IHSG kemaren dimotori oleh saham2 grup Astra dan hampir semua saham Blue Chip (BC).
 
Lalu bagimana dengan hari ini?
Peluang berlanjutnya penguatan IHSG hari ini masih terbuka sejalan dengan aksi investor asing yang kemarin mulai membukukan pembelian bersih, meski tidak signifikan. Namun potensi perlemahan juga perlu diwaspadai, karena volume perdagangan kemaren masih di bawah rata-rata, dan fase medium bearish belum berakhir.
Tetap cermati saham2 BC yang menjadi sektor pengerak IHSG, jika masih melanjutkan kenaikkannya  dengan dukungan volume yang besar serta asing masih melakukan nettbuy dalam jumlah yang lebih besar dari kemaren, maka IHSG diperkirakan akan benar2 rebound dan tidah hanya sekedar pull back. Waspadai saham2 komoditi seperti coal sector, cpo sector dan tambang2 logam karena penurunan harga komoditasnya. Cermati dulu saham2 banking, sebab jika inflasi yang akan diumumkan minggu depan (awal bulan) tidak seburuk perkiraan maka banking sector-lah yang akan memimpin rebound IHSG.  
 
IHSG: 
IHSG naik signifikan namun tidak disertai dengan volume yang besar, dimana volume dibawah rata-rata VMA(Volume Moving Average) 20 harinya.
Tutup tepat diatas MA 5, stochastic golden cross di oversold area, dan MACD mulai ada tanda pembalikan arah.
IHSG belum lepas dari downtrend channelnya, dan jika mampu break resisten di 3455, maka akan masuk area konsolidasi dulu di level 3455-3570 an.
Support 3419... 3400... 3380
Resist 3455... 3500
 
 
ASII:
Investor Asing mulai mengumpulkan kembali saham ini dengan nettbuy sebesar 174 M
Kenaikan tertahan oleh sabuk tengah BB yaitu MA 20
Masih bergerak sideway dalam area trading 45.750-49.750
Stochastic golden cross dan uptrending
MACD golden cross dengan histogram bar diatas centre line untuk pertama kalinya
Jika tidak mampu tembus diatas 49.800, ada baiknya lakukan sell dulu, karena kemungkian harga masih bergerak sideway. Namun jika mampu tembus, maka akan bermain di level 50.000-52.000 an kembali. 
Support 48.250... 46.700
Resisten 49.700... 52.000
 
 
BBRI:
Melanjutkan postingan rekomendasi kemaren, pola abandoned baby terbukti menjadi reversal kuat dan mampu break resisten downtrend channelnya.
Asing melakukan nettbuy sebesar 75 M.
Stochastic dan MACD golden cross arah uptrending
Support 4850-4900
Resist 5350...5550
 
 
AALI:
Candle membentuk pola bullish engulfing, yang merupakan reversal untuk konfirmasi buy.
Membentuk support kuat di 21.250, namun kenaikan tertahan oleh MA 5.
Stochastic golden cross diarea oversold, dan MACD berpeluang untuk golden cross
Lakukan BOW di area 22.250-22.350, target arah terdekat 24.500-25.000, dengan stop loss jika close dibawah 21.200
Support 22.350... 21.250
Resist 23.600... 24.200... 25.000
 
 
DOID: 
Candlestick menunjukan reversal pembalikan arah dengan volume meningkat diatas VMA 20 harinya
Stochastic golden cross di oversold area
Support 1280... 1230
Resist 1340...1410
 
 
AKRA:
Hari ini merupakan agenda RUPS terkait penjualan PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk kpd Cargil International Luxemberg.
Candle membentuk bullish harami, yang merupakan bottom reversal untuk konfirmasi buy.
Kenaikan didukung oleh volume diatas VMA 20 days.
Stochastic berpelung golden cross di oversold area, MACD death cross dan masih downtrend
Support 1410... 1390
Resist 1470... 1510 
 
 
Have an Amazing Trade and Good Luck...

Selasa, 25 Januari 2011

IHSG Masih Belum Dapat Keluar dari Tekanan

Senin kemaren IHSG turun 33,482 poin (-0,99%) ke level 3.346,061, total transaksi Rp 4,059 triliun, dimana foreign nett sell  Rp 249,452 miliar. Rupiah menguat tipis 5 poin di level Rp 9.070/US $. Pelaku pasar masih menunggu keluarnya data inflasi dan laporan keuangan emiten tahun 2010. Investor juga masih menyimpan dananya untuk masuk pada saat IPO Garuda dan RI BMRI bulan depan.


Semalam Bursa Wall Street bergerak menguat, dengan Dow Jones kembali mendekati level psikologis 12.000. Dow ditutup menguat 108,68 poin (+0,92%) ke level 11.980,52, S&P 500 juga menguat 7,49 poin (+0,58%) ke level 1.290,84 dan Nasdaq menguat 28,01 poin (+1,04%) ke level 2.717,55.


Penguatan besar dari bursa Wall Street semalam diharapkan bisa menular ke IHSG, namun karena keadaan pasar yang belum menentu arahnya maka untuk trading tetap disarankan bermain cepat, sedangkan untuk investasi, fokuslah pada saham2 Blue Chip yang memiliki kriteria pertumbuhan laba bersih atau ROE tinggi, deviden yield tinggi, memiliki arus kas yang sehat dengan Operating Profit Margin besar dan DER rendah. Lakukan pembelian jika sudah ada konfirmasi buy dan tekanan jual asing mereda. Rasanya tidak ada salahnya jika menunggu dan bersabar, terlambat sedikit tidak masalah asalkan aman dengan peluang untung lebih besar dari pada rugi.
Saya coba postingkan beberapa saham yang secara TA mulai memunculkan sinyal reversal buy: 
INTP:
Setelah membentuk long legged doji, candle membentuk hammer yang merupakan sinyal bullish reversal
Stochastic golden cross di area oversold, namun MACD masih downtrending
Tutup tepat diatas bibir bawah BB, berpeluang untuk masuk kedalam BB kembali.
Disarankan bermain cepat dengan target jangka pendek di level 14.600-15.000
Stop loss jika close dibawah 12.700
Support 13.000... 12.750
Resist 13.900... 14.150...14.600
BBTN:
BBTN membentuk morning star doji yang merupakan sinyal reversal konfirmasi buy.
Stochastic Golden cross meninggalkan oversold area dan MACD berpotensi untuk golden cross
Tutup di atas MA5 dan volume meningkat signifikan
Disarankan bermain cepat dengan target jangka pendek di level 1510-1560
Support 1260...1180
Resist 1360...1420...1510
BBRI:
Kemaren asing nettbuy hampir 50 M di BBRI
Candle membentuk abandoned baby pada posisi bawah yang merupakan pola reversal bullish.
Stochastic dan MACD mulai golden cross
Kenaikan masih tertahan oleh resist downtrend channel
Jika mampu tembus 4950 maka akan bermain di area 5000 an kembali
Support 4750... 4550
Resist 4950...5150...5350
 
Cermati juga saham INDF yang masih melanjutkan kenaikannya pasca hari kedua setelah posting, dengan target terdekat 4750-4850, apabila mampu melewati 4850, maka akan berpotensi menuju 5000 kembali.
Have an Amazing Trade and Good Luck...

Minggu, 23 Januari 2011

IHSG Sudah Murah, Namun Masih "Beresiko"

Jum'at lalu IHSG jatuh 74,575 poin (-2,16%) ke level 3.379,543, dengan total transaksi Rp 6,853 triliun, dimana foreign nett sell sebanyak Rp 1,03 triliun. Rupiah ditutup melemah 25 poin ke Rp 9.075/$.
Penutupan perdagangan Jumat, Dow Jones naik 49,04 poin (+0,41%) ke level 11.871,84, S&P 500 naik 3,09 poin (+0,24%) ke level 1.283,35, namun Nasdaq turun 14,75 poin (-0,55%) ke level 2.689,54. Dalam sepekan, Dow naik +0,7%, S&P turun -0,8% dan Nasdaq jatuh -2,4%. Sehingga secara weekly, ini merupakan kenaikan Dow Jones selama 8 minggu berturut-turut. Wall Street naik setelah General Electric dan Google mengumumkan pendapatannya yang cemerlang sehingga memberikan sinyal positif pada pemulihan ekonomi.
Selama pekan ini, IHSG turun 189,601 poin (-5,31%), dimana asing tercatat masih terus melakukan jual bersih sebesar Rp 975,07 miliar. Banyaknya sentimen negatif seperti turunnya harga minyak dibawah $90/barrel, turunnya bursa regional Asia karena kekhawatiran pengetatan yang akan dilakukan China dan kekhawatiran akan tingginya inflasi, serta keluarnya dana Asing dari bursa yang disebabkan oleh membaiknya kondisi perekonomian di US, dan yang terakhir issue mulai memanasnya suhu politik terkait mafia pajak.
Jika kita mau melihat dan berpikir jernih, semua masalah kekhawatiraan itu rasanya sudah terlalu berlebihan. Harga minyak memang berfluktuasi namun secara jangka panjang masih akan naik, sedangkan kekhawatiran akan tingginya inflasi dan pengetatan yang dilakukan dengan menaikan suku bunga oleh beberapa negara, hal ini memang diperlukan untuk menjaga ekonomi agar tidak overheating dan mengalami bubble. Memang kebijakan itu akan membuat pertumbuhan ekonomi sedikit melambat, namun jika ekonomi dunia masih tumbuh dan krisis telah berlalu, tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Bagaimana dengan Indonesia?
Issue mengenai naiknya suhu politik tampaknya terlalu dilebih2kan. Sedangkan yang menjadi issue terbesar sejak awal tahun adalah tingginya inflasi dan dinaikannya BI Rate. Ini adalah cerita lama seperti sebelum2nya, yang sudah sering kita alami. Panik, kemudian normal lagi. Coba kita flashback ke tahun 2005-2006. Pada waktu itu harga minyak naik ke posisi tertingginya dilevel $80/barrel, sehingga pemerintah menaikan  harga premium dari 4000 ke 6500/liter. Inflasi tinggi, BI rate naik diatas 10%, Rupiah melemah secara signifikan ke Rp. 12.000/US $. Pada waktu itu IHSG juga mengalami rally sejak oktober 2003 dari level 350an hingga mei 2006 di level 1550, dan karena tekanan inflasi yang tinggi akhirnya jatuh dari 1553 (11 mei 2006) ke level 1234 (14 juni 2006) berarti penurunan sekitar 20%. Bisa dibayangkan ketakutan dan kepanikan pelaku pasar pada waktu itu, setelah indeks rally selama 2,5 tahun dan naik hampir 4,5 kali lipat, ditambah dengan masih traumanya oleh bayang2 krisis tahun 1998, namun setelah itu semuanya dapat dilewati. Harga premium kembali turun ke 4500/liter, inflasi terkendali dan indeks rally kembali hingga Januari 2008 di level 2838.  
Jika keadaan pada waktu itu sangat mengkhawtirkan, apalagi sekarang, dimana fundamental ekonomi kita sudah jauh lebih baik. Rupiah stabil di level 9000 an/US $, cadangan devisa yang naik ke level tertinggi sepanjang sejarah (BI memproyeksikan cadangan devisa RI akan mencapai US$ 112,6 miliar di akhir 2011, naik dari 2010 sebesar US$ 96,2 miliar. Jumlah itu dapat menutup 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri jangka pendek pemerintah), keadaan perbankan kita juga jauh lebih baik dari waktu itu, dimana akses perbankan saat ini jauh lebih mudah dan baik serta NPL (Rasio Kredit Bermasalah) industri perbankan tahun 2010 mencatat angka terendah sepanjang sejarah Indonesia. BI mencatat NPL per Desember 2010 sebesar 3,0% atau turun 30 bps dibanding Desember 2009 yang sebesar 3,3%. Dan kalau kita lihat kejadian krisis 2008 lalu, meski sempat panik, namun krisis 2008 adalah "tonggak" yang menunjukan seberapa kuatnya perbankan kita. Apalagi saat ini cuma masalah kekhawatiran akan inflasi dan BI rate. Selama BI Rate masih dibawah 10%, dipastikan sektor riil masih dapat bergerak dan pertumbuhan ekonomi masih dapat melaju. Dan jika BI Rate dinaikan, diperkirakan arus dana asing akan kembali masuk ke Indonesia, karena return yang ditawarkan lebih tinggi dan lebih menarik.
Dari analisa diatas, diperkirakan penurunan indeks yang sudah mencapai hampir 12% dari level tertingginya, sudah mulai terbatas. Namun penurunan lebih lanjut masih memungkinkan terjadi oleh "faktor psikologis pasar" yang saat ini memang lebih dominan. Perkiraan aksi jual ini akan berakhir awal bulan depan, seiring keluarnya data inflasi. BPS memperkirakan inflasi Januari 2011 sekitar 0,5% dan inflasi inti sekitar 4% yang berati lebih rendah dari inflasi Desember 2010. Apalagi rilis laporan keuangan perbankan yang mungkin akan rilis dalam beberapa minggu kedepan, malahan sudah ada perbankan yang rilis laporan keuangan mereka walaupun masih "unaudited" (BMRI mencatat laba bersih 2010 sebesar Rp 8,5 triliun). Ditambah dengan akan adanya IPO Garuda dan Right Issue BMRI diperkirakan akan membuat pasar kembali ramai. 
Jika yakin indeks dalam jangka panjang masih bagus, maka bukankah penurunan lebih lanjut merupakan saat yang tepat untuk mengoleksi saham di harga murah? Cermati saham2 yang berfundamental baik, dengan prospek kinerja kedepan yang masih tumbuh. Lakukan strategi Buy on Weakness (BOW) dengan Money Management yang baik.
IHSG:
Berdasarkan pola Triple Top yang terbentuk, maka penurunan dari resist 3789 ke support 3529 (3789-3529=260 poin), menciptakan peluang menuju 3269 (dari 3529-260 poin=3269) dan sebagai support pertahanan kuatnya adalah garis MA 200 (garis warna hijau) yang saat ini berada di sekitar 3227.
Secara teknikal IHSG baru dapat dikatakan mematahkan uptrend jangka panjang jika tembus level MA 200 nya. 
Stochastic down trend dan menurun menuju over sold area
Momentum MACD melemah dan arah downtrending
Support 3309... 3269... 3227
Resist 3402... 3432
BMRI:
Harga Right Issue rencananya akan diumumkan besok senin.
Dengan PER yang 13X membuat valuasinya menarik, ditambah dengan adanya corporate action seperti Right Issue dan IPO Garuda yang dipakai untuk membayar hutang kepada BMRI, diperkirakan akan menjadi sentimen positif.  
Jika berhasil break dan close diatas resisten short term downtrend channel di 5750, akan berpeluang menuju 6000 kembali
Stochastic golden cross di oversold area, MACD downtrending 
Lakukan BOW dan akan sangat bagus jika bisa dapat di bawah harga 5500
Support 5450... 5350
Resist 5750... 6000... 6100
SMGR:
Penurunan tertahan oleh support kuat di 7250 yang terbukti berhasil menahan penurunan selama 3 kali.
Stochastic golden cross di oversold area, MACD masih downtrending
Candle keluar dari Bolinger Band (BB) full body, dan setiap kali candle keluar dari BB, selalu masuk kedalam lagi.
Kemaren di buka open gap, sehingga berpeluang menutup gap nya di 7950-8000
Lakukan BOW pada support2 kuatnya
Support 7600... 7250
Resisten 8000... 8250... 8400
INDF:
Dengan PER 13X dan ROE 25%, maka penurunan lebih lanjut akan membuat valuasi harganya menarik.
Penurunan tertahan oleh support trendline
Harga ditutup diatas MA 200, yang juga menjadi support kuatnya
Stochastic dan MACD death cross dengan arah downtrending
Lakukan BOW secara bertahap pada level2 supportnya
Support 4450... 4300
Resist 4650... 4800
Have an Amazing Trade and Good Luck...

Jumat, 21 Januari 2011

Aura "Bear" Lebih mendominasi Market

Kamis kemaren IHSG anjlok 80,166 poin (-2,27%) ke level 3.454,118, total transaksi senilai Rp 5,034 triliun, dimana foreign nett sell sebanyak Rp 38,605 miliar. Sentimen negatif dari bursa regional membuat indeks tertekan. Penurunan bursa2 di Asia kemaren dipicu data PDB China yang kuat dan tingginya angka inflasi negara tersebut sehingga investor khawatir China akan menerapkan kebijakan moneter yang ketat untuk mengekang pertumbuhan yang terlalu cepat.


Bursa Wall Street semalam ditutup melemah, Dow Jones melemah tipis 249 poin (-0,02%) ke level 11.822,8, S&P 500 juga melemah 1,66 poin (-0,13%) ke level 1.280,26 dan Nasdaq melemah 21,07 (-0,77%) ke level 2.704,29.


Support IHSG di 3530 akhirnya jebol dan mengakhiri masa konsolidasinya. Seperti yang sudah diperkirakan, bahwa Indeks setelah memantul akibat penurunan tajam minggu lalu akan konsolidasi selama beberapa hari. Dan selama konsolidasi ini terlihat adanya aksi distribusi, dimana IHSG selalu ditekan sepanjang perdagangan dan pada waktu sore penutupan perdagangan selalu diangkat diatas support 3530 dengan volume yang kecil, seakan2 menunjukan bahwa support tersebut kuat menahan penurunan lebih lanjut. Namun kemaren support tersebut jebol dan triggernya ketika level psikologis 3500 tertembus, investor langsung mengamankan investasinya dengan melepas portofolionya karena khawatir indeks masih akan melemah lebih dalam lagi. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri ditambah tekanan dari penurunan bursa regional membuat IHSG tak kuasa bergerak ke atas.
Diperkirakan tekanan masih akan berlanjut dengan level 3435 sebagai supportnya yang akan di coba untuk ditembus. Dan jika masih tertembus maka support2 selanjutnya adalah 3405, lalu 3330. Untuk hari ini rekomendasi saham tidak diberikan karena dalam situasi market seperti ini TA kurang efektif/akurat disebabkan faktor psikologi trading yang lebih dominan di market.


Namun ada 1 saham yang layak diperhatikan karena akan ada beberapa aksi korporat, yaitu BMRI yang akan melakukan Right Issue. Kemungkinan harga sahamnya dijaga untuk tidak turun terlalu dalam. Selain itu BMRI akan mendapatkan sejumlah dana sebesar 1,5-2 triliun dari IPO Garuda Indonesia, hal ini menjadi sentimen positif bagi BMRI karena akan memperkuat permodalan keuangannya. Ditambah lagi berita bahwa BMRI mencatat laba bersih 2010 sebesar Rp 8,5 triliun (unaudited), naik 18% dari tahun 2009 sebesar Rp 7,2 triliun dan kucuran kredit perseroan diperkirakan tumbuh 23% di tahun yang sama, menjadikan saham ini kuat pada perdagangan kemaren. Strateginya adalah BOW, apalagi jika bisa dapat harga dibawah 5500 akan sangat bagus.
Have an Amazing Trade and Good Luck...

Kamis, 20 Januari 2011

IHSG Masih Tidak Stabil dan Rawan Koreksi

Rabu kemaren perdagangan IHSG terhenti pada pukul 15.46.45 waktu JATS di level 3.517,275, namun pada penutupan perdagangan pukul 16.00 ditutup di level 3.534,284, hanya turun 14,36 poin (-0,40%), dengan total transaksi senilai Rp 5,535 triliun, dimana foreign nettbuy sebanyak Rp 192,5 miliar. Nilai transaksi meninggi akibat adanya crossing saham AMRT, senilai Rp 943,739 miliar.
Semalam Dow Jones melemah tipis 12,64 poin (-0,11%) ke level 11.825,29, S&P 500 juga melemah 13,10 poin (-1,01%) ke level 1.281,92 dan Nasdaq melemah 40,49 poin (-1,46%) ke level 2.725,36.  Bursa Wall Street terseret oleh koreksi saham finansial dan penurunan penjualan rumah yang melebihi proyeksi.

Minimnya sentimen positif dari dalam negeri membuat Investor lebih memilih wait and see sambil menunggu keluarnya data inflasi bulan ini, kepastian BI Rate dan laporan keuangan emiten tahun 2010 serta rencana pembagian dividen, sehingga IHSG masih saja melemah ditengah2 bursa regional asia yang positif.
Terlihat adanya upaya untuk menahan penurunan IHSG agar tidak jebol support 3530. Setiap kali IHSG ditekan dibawah support tersebut, namun pada waktu penutupan bursa selalu diangkat diatasnya dengan volume yang tipis. Bahkan kemaren pada saat sistem data IHSG error, sekitar 15 menit sebelum penutupan masih berada di level 3517 namun pada penutupan IHSG kembali diangkat diatas 3530, dan ditutup 4 poin diatasnya. Waspadai aksi distribusi, karena sepanjang perdagangan kemaren hampir semua sektor tertekan, terlebih2 sektor semen, namun pada waktu penutupan indeks membaik karena naiknya saham ASII walaupun dengan volume tipis.
ASII:
Penjualan mobil ASII selama Desember 2010 naik secara MoM (sebanyak 38.486 unit, naik dibanding penjualan November sebanyak 38.164 unit). Hingga Desember 2010 penjualan mobil Astra sudah mencapai 426.467 unit atau mencapai 56% pangsa pasar.
Stochastic mulai golden cross, MACD berpeluang golden cross.
Berhasil tutup diatas MA5, namun volume rebound tipis dibawah VMA 20 harinya.
Support 46.800... 47.950
Resist 49.350... 50.400
BMRI:
Harga Right Issue BMRI diputuskan berada di kisaran Rp 5,000
Asing mulai masuk saham ini dan terlihat ada upaya untuk menjaga saham ini untuk tidak turun mendekati harga Right Issuenya.
Stochastic golden cross, MACD histogram bar mulai hijau hari pertama
Berhasil tutup diatas MA 5 dengan volume cukup besar, diatas VMA 20 days.
Support 5550... 5650
Resist 5800... 6000
BLTA:
Full bar candlestick ditutup dengan formasi close = high.
Stochastic dan MACD golden cross arah uptrending
Berhasil tutup diatas MA 200
Volume cukup besar diatas VMA 20 days
Support 365... 375
Resist 400... 410

Have an Amazing Trade and Good Luck...

Rabu, 19 Januari 2011

Menunggu Datangnya Momentum Buy

Selasa kemaren IHSG naik tipis 12,918 poin (+0,36%) ke level 3.548,649, dengan total transaksi sebesar Rp 4,210 triliun, dimana foreign nettbuy tipis sebanyak Rp 29,717 miliar. Setelah sempat mondar-mandir di antara zona hijau dan merah, IHSG akhirnya bisa mencetak rebound menjelang penutupan perdagangan.

Sehari setelah libur, Bursa Wall Street ditutup dengan Dow Jones menguat 50,55 poin (+0,43%) ke level 11.837,93, S&P 500 juga menguat 1,78 poin (0,14%) ke level 1.295,02 dan Nasdaq menguat 10,55 poin (+0,38%) ke level 2,765,85. Wall Street melanjutkan rally-nya seiring dengan dorongan dari kenaikan saham perusahaan komoditas dan janji petinggi Eropa untuk memberikan dukungan terhadap negara2 bermasalah di Eropa. Sentimen positif pasar berasal dari Rusia yang mempertimbangkan untuk membeli obligasi Spanyol. Kondisi ini, mengurangi kecemasan pasar atas krisis utang zona euro, sehingga membangkitkan gairah pasar atas aset2 berisiko (risk appetite).
Penguatan tipis IHSG kemaren dipicu akumulasi beli pada saham2 yang sudah turun tajam. Tapi secara teknikal, indeks masih bergerak sideways dalam trend bearish jangka pendek. Investor masih ragu2 dalam melakukan pembelian secara besar2an. Pasar masih menunggu data inflasi bulan ini dan kepastian dari kenaikan BI Rate.
BDMN:
Kenaikan BDMN sebesar 11,21% menjadi Rp 5.950, dipicu oleh rumor akuisisi oleh DBS 
Stochastic golden cross melanjutkan uptrendnya.
MACD golden cross dengan histogram bar meningkat signifikan.
Rebound menembus resist downtrend jangka pendek dengan volume yang sangat besar
Kenaikan tertahan oleh fibo 50% di 6050.
Waspadai aksi profit taking setelah kenaikan yang tinggi kemaren.
Support 5500... 5800
Resisten 6050...6300 
TLKM:
Moody's menaikan peringkat TLKM menjadi Baa1 dari Baa2, karena kekuatan keuangan finansial dan operasional yang bagus.
Asing mengumpulkan dalam beberapa hari ini dan kemarin masih membukukan nettbuy hampir sebesar 120M.
Stochastic uptrend golden cross, MACD golden cross dengan histogram bar diatas centreline
Tembus resist downtrenline jangka pendeknya berpeluang menuju 8000 kembali, namun volume dibawah VMA 20 harinya
Support 7600... 7750
Resist 8000... 8150
INCO:
Asing masih membukukan netbuy sekitar 25 M.
Close diatas MA 20>MA 50>MA 5>MA 200
Stochastic goldencross uptrending
MACD golden cross di centreline
Namun kenaikan kurang didukung oleh volume yang memadai
Support 4575...4750
Resist 4900...5000
BJBR:
Rumor Jamsostek berminat membeli 5% saham BJBR, membuat saham ini rebound untuk sementara.
Tahun ini BJBR berniat untuk mengakuisisi 50 BPR.
Candle masuk kembali kedalam bolinger band dan membentuk hammer menunjukan bottom reversal dengan volume yang besar
Stochastic masih death cross di oversold area
MACD death cross dan masih melemah
Strategy BOW di 1140-1160, dengan level cutloss jika close dibawah 1120
Support 1130-1140, Resist 1240...1280
Have an Amazing Trade and Good Luck...

Selasa, 18 Januari 2011

IHSG masih "Lesu Kurang Darah"

Senin kemaren IHSG melemah 33,413 poin (-0,94%) ke level 3.535,731, dengan total transaksi senilai Rp 3,68 triliun, dimana foreign nett sell sebesar Rp 120,964 miliar. Indeks melemah akibat kekhawatiran investor akan tingginya inflasi bulan ini menyusul pernyataan BI yang sedang mencari waktu tepat untuk menaikan suku bunga membuat banyak investor ragu-ragu untuk masuk kepasar.
 
Semalam Bursa Wall Street tutup memperingati hari Martin Luther King, sedangkan mayoritas Bursa Eropa bergerak flat dan ditutup mix tipis
Bursa regional juga tertekan oleh isu tingginya inflasi di negara mereka, sehingga rata2 bursa di Asia juga memerah pada tutupan kemaren. Pelemahan Bursa asia juga disebabkan sikap waspada investor oleh kenaikan GWM China sebesar 0,5% (50 basis poin) ke level 19%, yang merupakan kenaikan ke 7 kali sejak 2009. Kebijakan yang akan berlaku per 20 Januari ini bertujuan untuk menekan inflasi di negara tersebut. Kebijakan  pengetatan likuiditas ini dikhawatirkan akan menggerus permintaan China atas komoditas RI khususnya batubara dan CPO sehingga menyebabkan penurunan saham2 sektor tersebut dalam jangka pendek.
 
Sentimen positif datang dari Lembaga Pemeringkat Moody's yang menaikan peringkat surat utang Indonesia dari Ba2 menjadi Ba1, atau satu peringkat di bawah 'investment grade', dengan alasan ada perbaikan dari sisi surat utang pemerintah, membaiknya prospek investasi langsung PMA dan cadangan devisa yang cukup besar. Dengan kenaikan ini biaya utang pemerintah bakal lebih murah, sebab tingkat bunga yang dikenakan bakal menjadi lebih murah, dan hal ini bakal mendorong peningkatan investasi asing di Indonesia.
Sentimen lain adalah naiknya kembali harga minyak dunia ke level US$ 91/barrel, setelah OPEC menaikkan proyeksi permintaan minyak global di tahun 2011, sebesar 87,32 juta barel per hari, naik 1,23 juta bph (1,43%) dibandingkan  2010. Besaran dan kecepatan pemulihan ekonomi dunia dan panjangnya musim dingin di belahan utara dunia menjadi alasannya. 
Perdagangan kemaren berlangsung sepi, dengan indeks bergerak merah sepanjang perdagangan. Beberapa saham bluechip ditekan turun tanpa volume, namun menjelang penutupan terlihat adanya upaya akumulasi untuk menjaga level support 3530.
 
 
AALI:
AALI mengincar kenaikan pertumbuhan produksi sebesar 5% di tahun ini.
Peforma AALI berpotensi terdongkrak akibat kenaikan harga CPO dunia.
Turun menutup gap bawah di 24.950-25.250, dengan volume yang tipis
Penurunan tertahan oleh MA 5 dan MA 20
Strategi buy on weakness di support trendline 24.200
 
 
 
SMGR:
SMGR menguasai 44% pangsa pasar semen di Indonesia dan target produksi SMGR di tahun 2011 ini sebesar 20,5 juta ton, naik tipis 2,5% dari tahun sebelumnya.
Rencana mengakuisisi pabrik semen di luar negeri dan pembangunan 2 pabrik baru yaitu di Tonasa, SulSel dan di Tuban, Jawa Timur akan berdampak postif pada kinerjanya kedepan.
Stochastic deathcross kembali dan akan memasuki area oversold kembali, MACD melemah turun.
Strategy buy on weakness di support 8600


UNVR:
UNVR termasuk defensive stock yang biasanya tidak terpengaruh pada saat indeks koreksi.
Tutup diatas MA 50 dan ditutup tepat di resist trendline jangka pendeknya
Stochastic dan MACD uptrending golden cross, namun kenaikan tidak didukung oleh volume yang besar
Support 15.500... 16.000
Resist 17.000... 17.500 
 
 
BLTA:
Membaiknya perekonomian global dan mulai diberlakukannya kebijakan asas cabotage per januari 2011 yang mengaharuskan kapal asing memakai bendera indonesia diduga menjadi sentimen positif bagi kinerja BLTA pada tahun ini.
Stochastic dan MACD uptrending golden cross
Volume meningkat diatas VMA 20 harinya.
Support 350... 360
Resisten 380...400...410
 
 
 
Have an Amazing Trade and Good Luck...

Minggu, 16 Januari 2011

IHSG masuk konsolidasi

Jum'at lalu IHSG naik tipis 4,207 poin (+0,11%) ke level 3.569,144, dengan total transaksi senilai Rp 4,015 triliun, dimana investor asing kembali melakukan penjualan bersih sebesar Rp 317,791 miliar. Indeks dibuka menguat tipis 4 poin, dan setelah itu langsung turun terus, bahkan sempat melemah 40 poin lebih, terendah dilevel 3.518,564. Namun aksi borong saham menjelang penutupan berhasil membuat indeks ditutup menguat tipis 4 poin di tengah volume transaksi yang tipis pula. Hampir semua sektor balik arah hanya dalam 1 menit menjelang penutupan. Penguatan dipimpin oleh sektor infrastruktur yang menguat lebih dulu, sementara sektor yang masih melemah pertambangan, industri dasar dan properti.

Sementara itu pada penutupan perdagangan akhir pekan, Dow Jones naik 55,48 poin (+0,47%) menjadi 11.787,38, S&P500 naik 9,48 poin (+0,74%) ke level 1.293,24 dan Nasdaq naik 20,01 poin (+0,73%) ke level 2.755,3. Saham-saham di bursa Wall Street AS mengalami penguatan ditopang oleh saham sektor keuangan. Indeks Dow Jones naik ke level tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir yang merupakan level tertinggi sejak 25 Juni 2008 lalu. Pasar keuangan Amerika Serikat tutup pada Senin ini memperingati hari Martin Luther King.
Secara teknikal Dow Jones sudah mencatatkan new high setelah menguat selama 7 minggu berturut-turut dari weekly chartnya. Ekpektasi membaiknya laporan keuangan beberapa perusahaan besar yang akan rilis minggu ini membuat Dow berpeluang menguji level 11.800 dengan target menembus level psikologis 12.000. Waspadai adanya aksi profit taking karena terlihat adanya beberapa indikator yang membentuk divergence negatif dan mengingat pekan ini merupakan pekan ke 8 jika penguatan masih berlanjut.
 
Lalu bagaimana dengan IHSG pada pekan ini?
Sepanjang pekan lalu investor dikhawatirkan dengan inflasi yang tinggi yang akan memicu naiknya BI Rate.
Kenaikan BI Rate amat bergantung pada besaran inflasi Januari 2011, bila inflasi Januari 2011 nanti di atas 0,5%, apalagi mendekati level inflasi bulanan Januari 2010 di 0,84%, maka diperkirakan BI akan segera menaikan BI Rate. Lebih-lebih jika ditambah dengan terjadinya sudden reversal (pembalikan modal asing secara tiba-tiba) sehingga cadangan devisa menurun. Untuk sementara ini kekhawatiran investor akan tingginya inflasi tampaknya sudah terapresiasi di market dengan turunnya indeks bahkan sampai sekitar level 3434,27. 
Juga selama pekan lalu, aksi jual bersih investor asing mencapai Rp 3,65 triliun. Sedangkan pada pekan sebelumnya, asing hanya melakukan aksi jual bersih Rp 265 miliar. Artinya, aksi jual bersih asing di pasar saham melonjak 1276,52% dan total dana asing yang keluar dari bursa sejak awal tahun hampir mencapai 4 triliun. Waspadai aksi distribusi seperti yang terlihat pada perdagangan kemaren, karena sepanjang perdagangan indeks ditekan dengan asing terus membuang barang, namun pada akhir perdagangan indeks diangkat dengan volume kecil agar ditutup hijau. Tetap cermati harga2 komoditas dan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar serta pergerakan dari investor asing sebab jika melihat besarnya dana yang sudah keluar dan makin membesar, tampaknya masih akan ada aksi jual lanjutan. Untuk sementara ini indeks kelihatan bergerak sideway dan konsolidasi dulu sambil menunggu arah pergerakan selanjutnya. Dalam kondisi seperti ini, jangan memaksakan untuk memasang harga jual yang terlalu tinggi, karena para trader biasanya akan cepat2 merealisasikan profitnya jika sudah ada untung. 
 
IHSG:
Setelah mengalami koreksi yang cukup dalam sepanjang pekan lalu, diperkirakan IHSG akan mulai konsolidasi dengan range trading 3527-3630, sampai salah satu level support ataupun resisten tersebut dibreak yang akan menentukan arah kelanjutannya.
Penurunan kemaren tertahan oleh beberapa support kuat yaitu MA5 dan MA100
Konfirmasi Bullish kembali jika IHSG mampu tutup diatas MA 50 dilevel 3660
Stochastic golden cross dan naik meninggalkan oversold area, MACD berpeluang golden cross
 
 
INDF:
Kenaikan hari ke 3 pasca postingan hari kamis minggu lalu.
Stochastic golden cross dan uptrending, MACD golden cross hari pertama.  
Close berhasil diatas MA 50 sehingga berpeluang menuju 5000 lagi.
Support ada di 4700-4750, dengan resisten di 5000-5100
 
 
WIKA:
Menargetkan memperoleh total kontrak sebesar Rp 25,68 triliun pada 2011, naik 23,34% dibanding 2010.
Kenaikan hari ke 3 pasca postingan hari kamis minggu lalu.
Kenaikan tertahan oleh MA 20 dan MA 50.
Stochasitc uptrending golden cross dan MACD berpeluang untuk golden cross juga namun volume kenaikan mulai berkurang.
Support 590... 620, resisten 670... 690...710
 
 
Cermati pula rekomendasi saham kemaren seperti BUMI yang masih melanjutkan kenaikannya dengan target ke 3275-3300, dan juga AKRA yang juga masih melanjutkan kenaikan pasca postingan hari kamis minggu lalu. Perhatikan support dan resistennya juga indikator2 yang ada.
 
Have an Amazing Trade and Good Luck...

Jumat, 14 Januari 2011

IHSG Minim Sentimen Positif

Kamis kemaren IHSG naik tipis 10,171 poin (+0,28%) ke level 3.564,937, dengan total transaksi senilai Rp 6,909 triliun, dimana investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign nett sell) sebanyak Rp 150,991 miliar. IHSG terus menanjak pada saat pembukaan perdagangan kemaren pagi, didorong oleh transaksi investor asing yang sudah mulai membukukan pembelian bersih. Indeks bahkan sempat mendaki ke level tertingginya di 3.630,684 atau naik sekitar 75 poin. Setelah itu, indeks kembali turun secara perlahan, bahkan  menjelang penutupan bursa IHSG sempat masuk ke zona merah. Aksi profit taking dilakukan beberapa investor yang sehari sebelumnya memanfaatkan pembelian saham-saham yang sudah murah dengan melepasnya kembali. Namun aksi beli yang dilakukan investor di menit2 akhir perdagangan berhasil mengangkat IHSG naik 10 poin. Penguatan saham-saham komoditas juga menjadi penahan penurunan bursa kemaren.
 
Semalam Dow Jones ditutup melemah 23,54 poin (-0,20%) ke level 11.731,90, S&P 500 juga melemah tipis 2,20 poin (-0,17%) ke level 1.283,76 dan Nasdaq melemah 2,04 poin (-0,07%) ke level 2.735,29. Pelemahan ini disebabkan oleh klaim pengangguran mingguan yang meloncat ke titik tertingginya sejak Oktober pada pekan lalu, sementara biaya energi dan makanan mendorong naiknya indeks produsen pada Desember. Selain itu  melemahnya saham produsen obat-obatan, Merck dan juga turunnya harga komoditas juga membuat indeks berakhir di zona negatif. Meski demikian, indeks S&P 500 tetap memegang rekor tertingginya dalam 28 bulan karena investor melihat trend penguatan akan terus berlanjut, dengan fokus pada ekspektasi membaiknya laporan keuangan yang akan dirilis.

Tips trading untuk Jum'at 14 Januari 2011:
Beberapa sentimen positif yang masih menjadi pendorong bagi menguatnya IHSG adalah:
1. Dari ekternal, yaitu Portugal mengkonfirmasi kebenaran bahwa China akan membeli obligasi negara tersebut senilai 1 miliar euro, dimana sebelumnya Jepang juga menyatakan komitmennya untuk membeli 20% obligasi Portugal. Komitmen Jepang dan China atas obligasi Portugal benar-benar telah membangkitkan kepercayaan investor global. Pasar percaya, bahwa Eropa dapat mengatasi krisis hutangnya. Selain itu ada ekspektasi yang berkembang, bahwa pekan depan Eropa akan menambah dana talangan The European Financial Stability Facility (EFSF) atau Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa sebesar 400 miliar euro.
2. Kemaren harga minyak dunia menyentuh level tertinggi sejak 27 bulan terakhir sehingga meningkatkan daya tarik terhadap bahan bakar alternatif seperti batubara. Saham tambang batubara biasanya naik seiring dengan semakin mahalnya harga minyak mentah dunia. Ditambah lagi banjir di Queensland yang meluas ke selatan, mengenai area tambang, mengganggu pasokan batu bara. Pemulihan pra banjir pun diperkirakan membutuhkan waktu 3 bulan, seiring berkurangnya curah hujan. Hal ini mempengaruhi naiknya harga batu bara dunia. Dan Indonesia, sebagai negara produsen batu bara terbesar kedua dunia pun akan diuntungkan dalam hal ini, oleh karena itu cermati saham2 batu bara.
 
Sedangkan yang menjadi sentimen negatif bagi IHSG adalah penurunan beberapa harga komoditas pada penutupan perdagangan semalam. Tercatat harga minyak dunia turun dari harga tertingginya, walaupun masih di level US $91/barrel. Demikian juga dengan harga komoditi lainnya seperti nickel, timah dan tembaga juga mengalami koreksi tipis. Selain itu bursa Eropa juga berakhir mixed tipis dan bursa US juga mengalami penurunan tipis, setelah mengalami rally kenaikan beberapa hari. 
Hari ini adalah hari Jum'at, dimana biasanya investor mengurangi posisi dan biasanya hari jum'at dipakai  oleh pelaku pasar untuk mengambil profit taking walaupun tidak selalu demikian. Dengan minimnya sentimen positif dari dalam negeri dan pelemahan bursa-bursa global serta koreksi atas harga komoditas, maka diperkirakan investor masih akan melepas lagi portfolionya.
Sentimen negatif lainnya adalah masih adanya keraguan dari investor akibat penurunan yang dalam beberapa hari lalu, sehingga investor cenderung untuk bermain cepat. Sebenarnya sikap ini adalah wajar karena investor masih menunggu konfirmasi arah market kedepan. Tetap disarankan untuk bermain cepat sambil menuggu konfirmasi arah market selanjutnya. Waspadai jika tiba2 asing melakukan nettsell secara besar2an kembali.
 
IHSG:
Jika tidak ada kejadian yang luar biasa lagi, diperkirakan IHSG akan berkonsolidasi dengan range area 3530-3630 dalam beberapa hari kedepan.
Stochastic Golden cross meninggalkan area ovesold
Kenaikan IHSG kemaren tertahan oleh MA 20
Support 3529, Resisten 3631
 
HRUM:
Trend kenaikan harga batubara terutama jenis cooking coal membuat saham ini diburu investor
Membentuk bullish candle setelah naik 3 hari, dan break resisten jangka pendeknya, sehingga berpeluang untuk test all time highnya di 9900
Stochastic golden cross menuju overbought area
Support 9200, Resisten 9800-9900
 
 
BUMI:
Asing kembali melakukan nettbuy sebesar 40 M
Break resisten jangka pendeknya
Stochastic golden cross dan volume naik diatas VMA 20 harinya.
Ekspektasi laba berlipat seiring tren kenaikan harga batu bara dan restrukturisasi utang setelah diakuisisi Vallar Plc jadi pendorong masih kuatnya saham ini.
Support 3050, Resisten 3275-3300
 
PGAS:
Asing melakukan nettbuy sebesar 72 M
Stochastic golden cross hari kedua, MACD berpeluang golden cross
Kenaikan tertahan oleh MA 20
Support 4000... 4175, dan Resisten 4350-4400
 
 
Cermati pula rekomendasi saham kemaren yaitu AKRA dan WIKA yang masih melanjutkan kenaikannya pasca postingan kemaren. Perhatikan support dan resistennya juga indikator2 lainnya.