Hari Senin (18/3/13) pekan lalu, ANTM
merilis laporan keuangan tahun 2012 yang telah selesai diaudit. Dan
Surprise...!! Laba bersih perseroan melonjak 55,3% menjadi Rp. 2,99
Triliun, dibandingkan tahun 2011 senilai Rp. 1,96 Triliun (kenaikan
ini 278,2% diatas estimasi). Padahal dalam laporan unaudited yang
diumumkan sebelumnya, laba bersih perseroan pada 2012 turun 44,2%
menjadi Rp. 1,07 triliun. Laporan keuangan itu langsung membuat ANTM
dibuka dengan open gap up di 1340 (sehari sebelumnya ditutup di 1320)
dan akhirnya ditutup di level 1370 pada hari tersebut.
Dalam laporan keuangan 2012 yang telah
diaudit oleh akuntan publik tersebut, dinyatakan bahwa kenaikan laba
bersih yang terjadi disebabkan oleh keuntungan atas penyesuaian nilai
wajar. Nilainya cukup tinggi, yaitu mencapai Rp. 2,48 triliun.
Padahal pendapatan perseroan hanya naik tipis sebesar +1%, sedangkan
Gross dan Operating Profit malah mengalami penurunan sebesar -33,2%
dan -55,5% yang disebabkan oleh naiknya biaya produksi dan operasi
penambangan. Sedangkan total aset perseroan per Desember 2012
mencapai Rp 19,71 Triliun, mengalami kenaikan +29,67% dari tahun 2011
yang sebesar Rp. 15,2 triliun.
Dari data-data tersebut diatas, sesuatu
yang menarik perhatian saya adalah pendapatan dari revaluation gain
yang sangat besar mencapai Rp. 2,48 triliun dan tidak dijelaskan
berasal dari mana. Dari sini saya kemudian mulai berpikir, dan
mencoba untuk menganalisanya.