Senin, 13 Juni 2011

Tekanan Bursa Global Masih Berlanjut

Jumat (10/6/2011), IHSG ditutup turun 18,539 poin (-0,49%) ke level 3.787,648, total transaksi senilai Rp 3,1 triliun, foreign mencatatkan netsell 142 miliar. Sementara itu, Dow Jones ditutup turun 172,45 poin (-1,42%) ke level 11.951,91. S&P 500 turun 18,02 poin (-1,40%) ke level 1.270,98 dan Nasdaq turun 41,14 poin (-1,53%) ke level 2.643,73. Sehingga selama pekan lalu, Dow Jones turun 1,6%, S&P 500 turun 2,2% dan Nasdaq terkoreksi 3,3%.

Bursa Wall Street kembali ditutup melemah turun selama enam pekan berturut-turut, menyebabkan Dow Jones turun dibawah level 12.000 untuk pertama kalinya sejak Maret lalu. Penurunan ini terjadi karena pelemahan data-data ekonomi AS mengenai jumlah lapangan pekerjaan, penurunan permintaan barang-barang produksi dan pasar perumahan. Selain itu kebijakan The Fed yang tidak akan memperpanjang program quantative easing kedua yang akan berakhir pada Juni ini juga menimbulkan kekhawatiran dikalangan investor mengenai perlambatan ekonomi global.

Tidak sesuai perkiraan, reboundnya Dow pada kamis malam tidak membuat IHSG mengalami pull back keatas kembali. IHSG bahkan ditutup melemah turun menjauhi level 3800. Sepertinya pelaku pasar telah mempredisikan bahwa Dow pada jum'at malam akan melanjutkan pelemahannya, setelah melihat Bursa Eropa yang dibuka turun cukup dalam pada pembukaan jum'at sore pekan lalu. Dan seperti IHSG yang menjauhi level psikologis 3800, Dow pun akhirnya ditutup menjauhi level psikologis 12.000.

Secara TA, meskipun penurunan IHSG kemaren masih tertahan oleh support uptrend line jangka menengah dan garis MA 50 nya, namun indikator2 yang ada semakin mengkonfirmasikan pergerakan negatif. Indikator RSI mengkonfirmasi pola divergence negatif dengan bergerak turun menuju oversold area. Sedangkan MACD bergerak turun dalam trend yang negatif, terlihat dari histogram bar merah yang semakin bergerak turun. Walaupun volume transaksi cenderung tipis, namun perlu diwaspadai jika tiba-tiba terjadi peningkatan volume transakasi pada saat penurunan lebih lanjut. Senin ini, IHSG dipastikan akan melanjutkan penurunannya dengan menguji support 3760, dengan support kuat berikutnya yang diperkirakan akan menahan penurunan indeks berada di level 3737. Sedangkan untuk resisten hari ini diperkirakan akan berada di level 3797.

Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah: "Apakah penurunan ini normal ataukah indeks akan crash??" Well, menurut beberapa analis dan juga saya sendiri berpendapat, bahwa penurunan saat ini bukanlah crash!! Penurunan yang terjadi diseluruh Bursa Dunia saat ini dikarenakan market menge-just perlambatan ekonomi global yang sedang terjadi. Namun sebagai trader kita harus mengkuti trend yang sedang terjadi saat ini, ingat: “Trends is your friend”. Jadi walaupun secara jangka panjang IHSG masih bullish, namun untuk jangka menengah kita mulai memasuki fase bearish. Dan celakanya, market dikatakan crash baru akan diketahui jika trend jangka panjang indeks telah di break down. Maka untuk itu tidak ada salahnya jika kita mengurangi resiko dengan mulai merampingkan portfolio kita, sambil menunggu tekanan jual dari market Global berkurang. Ingat, money management dan risk management adalah salah satu kunci sukses dalam trading di bursa saham.
Untuk hari Senin, saya tidak mengulas saham-saham yang secara spesifik dapat dicermati. Tetap fokus pada  arah pergerakan indeks, yang akan tercermin dari pergerakan saham-saham Blue Chip penjaga indeks, seperti saham banking (BMRI, BBRI, BBCA), ASII, TLKM dan BUMI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar