Minggu, 05 Juni 2011

Awal Pekan ini, IHSG Masih Cenderung Tertekan

Sepanjang perdagangan market pada Jumat (3/6/2011), diwarnai oleh aksi jual. Namun aksi selective buying investor pada detik-detik akhir jelang penutupan, berhasil membuat IHSG ditutup naik tipis 6,259 poin (+0,16%) ke level 3.844,02. Total transaksi sebesar Rp 4,6 triliun, foreign mencatatkan net buy 93 miliar dan Rupiah ditutup menguat di Rp 8.525/US $.

Sementara itu, Dow Jones ditutup turun 97,29 poin (-0,79%) menjadi 12.151,26. S&P 500 turun 12,78 poin (-0,97%) menjadi 1.300,16 dan Nasdaq turun 40,53 poin (-1,46%) ke level 2.732,78. Sehingga selama sepekan, Dow turun 2,3%, S&P turun 2,2% dan Nasdaq turun 2,3%. Ini merupakan pertama kalinya Dow Jones turun dalam 5 pekan terturut-turut sejak Juli 2004. Bursa Wall Street melemah dengan laporan data pekerjaan yang mengecewakan dan angka pengangguran bulan Mei 2011 yang meningkat menjadi 9,1%, menandakan mulai terjadi perlambatan pemulihan ekonomi AS. Selain itu ancaman dari Moody’s yang akan men-downgrade peringkat kredit AS, jika Kongres hingga Agustus 2011 tidak mencapai kesepakatan terkait batas limit utang AS dari level saat ini senilai US$14,3 triliun, turut menekan market.

Walaupun Bursa Wall Street masih ditutup turun pada akhir pekan lalu, namun saya perkirakan IHSG masih akan mampu bertahan di level 3800 untuk pekan ini. Dan jika IHSG dapat keluar dari tekanan Eksternal, maka indeks akan menguji level resisten all time high di 3872, untuk mencatakan rekor barunya kembali. Prediksi saya, koreksi pada Bursa Wall Street akan segera berhenti. Selain telah turun selama 5 pekan berturut-turut, penurunan ini sudah sesuai ekspektasi terhadap perlambatan ekonomi AS yang sedang terjadi saat ini, sehingga dalam jangka pendek, diperkirakan akan terjadi rebound. Selain itu dengan semakin jelasnya rincian tentang paket bailout tahap dua bagi Yunani yang kemungkinan besar akan tersedia pada Juli 2011, membuat kepercayaan investor meningkat atas kemampuan para pembuat kebijakan Eropa untuk menangani krisis utang di kawasan tersebut. Dari dalam negeri, performa ekonomi Indonesia masih cukup bagus, setelah data inflasi Mei dirilis cukup rendah di level 0,12%, pada pekan lalu. Sehingga diperkirakan BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 6,75% pada bulan ini. Selain itu, pasca keluarnya laporan keuangan emiten2 pada kwartal I-2011, membuat valuasi sahamnya menjadi menarik akibat adanya peningkatan laba bersih pada beberapa emiten besar. Semuanya ini, saya perkirakan masih akan dapat mendorong IHSG untuk menuju level 4000, pada bulan ini atau paling lambat bulan depan.

Secara TA, jika IHSG mampu bertahan diatas 3850, maka berpeluang untuk menguji resisten all time high di 3872. Namun akibat penurunan Dow akhir pekan lalu, sepertinya indeks lebih cenderung tertekan pada pembukaan senin besok, dengan support di 3819 dan support berikutnya ada di 3808. Kalau melihat penutupan indeks kemaren, terlihat masih bergerak positif. Candlestick membentuk hammer dengan ekor yang panjang. Stochastic masih bergerak naik dalam posisi golden cross dan MACD berpotensi untuk terjadi golden cross jika kenaikan masih berlanjut. Volume transaksi juga tinggi diatas rata-rata hariannya. Perkiraan saya, awal pekan ini indeks masih akan tertekan, namun mendekati akhir pekan indeks akan mengalami rebound kembali.
Untuk pekan ini, saham-saham yang layak untuk dicermati adalah:

BBRI:
Masih bergerak dalam pola symetrical triangle
Stochastic masih golden cross dan bergerak naik
MACD potensial golden cross
Volume cukup tinggi, sesuai VMA 20 days
Sell jika tidak mampu naik diatas 6500, dan buyback kembali di 6150-6200.
Namun jika mampu menembus 6500, berpeluang menguji resisten all time high di 6650.
Support 6300...6150
Resisten 6550...6650

UNTR:
Pasca Right Issue masih bergerak konsolidasi di level 22.500-23.000.
Stochastic masih golden cross di overbought area
MACD golden cross dan bergerak naik bersiap menembus keatas centre line 0.
Volume masih bergerak sesuai rata-rata 20 hariannya.
Trading BOW di level 22.250-22.500, dengan minor target menutup gap atas di 23.300 dan target jangka menegah masih berpotensi menuju 26.400-26.600, stop loss jika close dibawah garis MA 200-nya yang saat ini ada di level 22.160
Support 22.700.... 22.250
Resisten 23.050.... 23.400

INDY:
Masih bergerak naik dalam uptrend channelnya
Namun dilihat dari indikatornya, sepertinya penurunan akan berlanjut menuju support 3975-4000
Stochastic masih death cross dan bergerak turun keluar dari overbought area
MACD berpotensi terjadi death cross
Namun volume transaksi pada saat terjadi koreksi cenderung tipis
Trading buy di area support uptrend line di level 3975-4000, target 4400-4450, stop loss jika close dibawah 3950.
Support 4100...4000
Resisten 4200...4300

Have an Amazing Trade and Happy Profit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar