Rabu kemaren IHSG ditutup naik 128,457 poin (+3,43%) ke level 3.863,576, total transaksi senilai Rp 7,644 triliun, foreign mencatatkan net sell 208 miliar dan Rupiah ditutup di posisi Rp 8.530/US $. Kebijakan The Fed yang berjanji mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah hingga pertengahan 2013 guna mendorong laju perekonomian US, membuat Bursa Wall Street Rebound pada Selasa malam. Reboundnya Wall Street membuat bursa-bursa regional, termasuk IHSG kompak berjalan di zona hijau. Selain itu penurunan IHSG selama 6 hari berturut-turut, membuat indeks mengalami teknikal rebound. Namun walaupun mengalami kenaikan, terlihat bahwa bahwa pelaku pasar masih bersifat hati-hati, tercermin dari asing yang masih membukukan net sell. Hal ini kemungkinan disebabkan investor masih mau melihat penyelesaian masalah dari krisis utang di AS dan Eropa. Apalagi dalam FOMC meeting kemaren, The Fed tidak mengeluarkan pernyataan mengenai lanjutan program QE 3-nya.
Sementara dini hari tadi, Bursa Wall Street kembali anjlok, Dow Jones ditutup merosot 519,83 poin (-4,62%) ke level 10.719,94. S&P500 anjlok 51,77 poin (-4,42%) ke level 1.120,76 dan Nasdaq merosot 101,47 poin (-4,09%) ke level 2.381,05. Aksi sell off kali ini dipicu oleh rumor tentang kesehatan fiskal perbankan Prancis, setelah Investor mendapatkan rumor bahwa Prancis dan bank-bank terbesarnya kemungkinan mengalami penurunan peringkat yang menimbulkan kekhawatiran krisis akan menular ke Prancis.
Dengan ditutupnya Wall Street yang turun tajam semalam, maka diperkirakan IHSG akan mengalami tekanan jual lagi. Saat ini ketidakpastian yang terjadi pada market sangat tinggi. Market bergerak liar dengan range yang lebar dan volatilitas yang tinggi. Secara TA, IHSG akan kembali menguji MA 200-nya kembali disekitar level 3709. Jika IHSG cukup kuat maka support 3704-3709 harusnya sanggup bertahan. Apakah IHSG masih sanggup untuk ditutup diatas MA 200 nya tersebut? Kita lihat saja penutupan IHSG hari ini.
Kembali saya tidak akan memberikan analisa secara TA, disebabkan saat ini faktor psikologislah yang lebih dominan. Selain itu dalam situasi seperti ini, analisa teknikal biasanya menjadi bias dan kabur, karena sering munculnya false signal yang membuat keakuratannya berkurang. Dalam hal market bergerak liar seperti saat ini, diperlukan kejelian dalam mengambil keputusan yang cepat. Untuk itu akan lebih aman untuk melakukan fast trading dari pada membeli lalu menyimpannya, karena resiko yang besar masih terjadi di market. Beberapa trader memanfaatkan situasi ini dengan menjadi copet-ers dan berhasil meraup untung dalam hitungan menit. Tapi sekali lagi kewaspadaan harus tetap ditingkatkan, karena jika tidak hati-hati posisinya akan menjadi nyangkut.
Ok, saya kira ini saja yang dapat saya sampaikan hari ini. Salam sukses dan semoga beruntung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar